Bahlil Ungkap Skema Harga Elpiji 3 Kg: Dari Pertamina 12.750, Sampai ke Masyarakat Rp 18.000
Bahlil Ungkap Skema Harga Elpiji 3 Kg: Dari Pertamina 12.750, Sampai ke Masyarakat Rp 18.000
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, baru-baru ini mengungkapkan skema harga Elpiji 3 kg yang menjadi perhatian publik, terutama terkait dengan selisih harga yang terjadi antara harga beli di tingkat distributor dengan harga jual ke masyarakat. Dalam pernyataannya, Bahlil menjelaskan bahwa harga Elpiji 3 kg di tingkat Pertamina adalah Rp 12.750 per tabung, namun harga yang di terima masyarakat bisa mencapai Rp 18.000, atau bahkan lebih di beberapa daerah. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai distribusi dan pengendalian harga Elpiji di pasar.
Harga Beli di Pertamina dan Harga Jual di Masyarakat
Menurut Bahlil, harga Elpiji 3 kg yang di tetapkan oleh Pertamina sebagai harga jual di tingkat agen atau distributor adalah Rp 12.750 per tabung. Harga ini adalah harga subsidi yang di berikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan Elpiji 3 kg. Namun, harga yang sampai ke konsumen, terutama di pasar tradisional atau pengecer, seringkali lebih tinggi, yakni sekitar Rp 18.000 per tabung. Bahkan, di beberapa wilayah, harga Elpiji 3 kg bisa mencapai Rp 20.000. Tergantung pada kondisi pasar dan jarak distribusi dari agen ke pengecer.
Kenaikan harga yang signifikan antara harga beli di Pertamina dan harga jual di masyarakat ini menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi penyimpangan dan praktik monopoli dalam distribusi Elpiji 3 kg. Bahlil menekankan bahwa pihaknya akan berusaha untuk memastikan bahwa harga yang di terima oleh masyarakat tidak melampaui batas yang wajar dan sesuai dengan peraturan yang ada.
Faktor-Faktor Penyebab Kenaikan Harga Elpiji 3 Kg
Bahlil menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan harga Elpiji 3 kg di pasar bisa melonjak lebih tinggi dari harga yang di tetapkan oleh Pertamina. Salah satu faktor utama adalah biaya distribusi yang sangat bervariasi di setiap daerah. Di wilayah-wilayah yang jauh dari pusat distribusi, seperti di daerah pedalaman atau pulau-pulau terpencil. Biaya transportasi dan distribusi Elpiji akan lebih mahal, yang secara otomatis menyebabkan harga jual kepada konsumen menjadi lebih tinggi.
Selain itu, faktor lainnya adalah adanya permainan harga di tingkat pengecer atau distributor yang tidak terkontrol dengan baik. Meskipun harga jual Elpiji 3kg sudah di atur oleh pemerintah. Namun sering kali di lapangan terjadi praktik penjualan dengan harga yang lebih tinggi. Yang di lakukan oleh pihak-pihak yang memiliki kendali atas distribusi. Hal ini tentu merugikan konsumen, terutama masyarakat miskin yang sangat bergantung pada Elpiji 3 kg sebagai sumber energi utama mereka untuk kebutuhan rumah tangga.
Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Harga Elpiji 3 Kg
Bahlil menyebutkan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk menertibkan distribusi Elpiji 3kg agar harga yang sampai ke konsumen lebih terjangkau dan tidak terjadi ketimpangan yang merugikan masyarakat. Salah satu langkah yang di ambil adalah dengan meningkatkan pengawasan terhadap distribusi Elpiji 3 kg. Serta memperkuat peran Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dalam mengawasi jalur distribusi dan harga jual.
Selain itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam melaporkan jika mereka menemukan adanya penyimpangan harga atau praktik distribusi yang tidak sesuai dengan ketentuan. Dengan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, di harapkan akan memudahkan pemerintah dalam melakukan penertiban dan menekan praktik-praktik yang merugikan konsumen.
Pemerintah juga berencana untuk memperluas distribusi Elpiji 3 kg melalui program agen-agen baru yang lebih banyak tersebar di berbagai daerah. Terutama daerah yang terpencil atau jauh dari pusat distribusi utama. Dengan adanya lebih banyak agen, di harapkan distribusi Elpiji 3kg bisa lebih merata dan harga jual ke konsumen bisa lebih terkendali.
Pentingnya Pengawasan Harga di Tingkat Pengecer
Pengawasan harga di tingkat pengecer sangat penting untuk memastikan bahwa Elpiji 3kg sampai ke tangan masyarakat dengan harga yang wajar. Pemerintah telah mengeluarkan regulasi yang membatasi harga jual Elpiji 3 kg di tingkat pengecer. Namun implementasi di lapangan sering kali terkendala oleh sejumlah faktor, seperti persaingan antar pengecer dan keterbatasan pengawasan.
Untuk itu, Bahlil menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, perusahaan energi, dan masyarakat dalam mengatasi masalah ini. Masyarakat di harapkan lebih jeli dalam memantau harga Elpiji 3kg di sekitar mereka dan melaporkan jika ada indikasi harga yang tidak sesuai. Sementara itu, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan terhadap distribusi dan penjualan Elpiji. Agar harga tetap berada dalam batas yang wajar dan tidak memberatkan masyarakat.
Baca juga: 18 Sekolah di Semarang Terapkan Pembelajaran Daring Akibat Banjir
Skema harga Elpiji 3 kg yang diungkapkan oleh Bahlil menunjukkan adanya ketimpangan antara-harga yang ditetapkan oleh Pertamina dan harga yang sampai ke masyarakat. Meskipun harga beli di Pertamina sudah disubsidi, namun faktor distribusi yang tidak merata. Serta adanya praktik pengecer yang menaikkan harga, membuat Elpiji 3kg menjadi lebih mahal bagi sebagian besar konsumen. Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan memperkuat pengawasan distribusi. Memperluas jaringan agen, dan mendorong partisipasi masyarakat untuk melaporkan penyimpangan harga. Dengan demikian, di harapkan harga Elpiji 3kg bisa lebih terjangkau dan tidak memberatkan masyarakat. Terutama kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada bahan bakar tersebut untuk kebutuhan rumah tangga.